Gangguan tidur merupakan hal yang sering dijumpai
pada orang dewasa terutama lansia. Gangguan tidur adalah kondisi terputusnya
tidur yang mana pola tidur-bangun seseorang berubah dari pola kebiasaannya, hal
ini menyebabkan penurunan baik kuantitas maupun kualitas tidur seseorang
(Buysse et al., 1989 cit. Modjod, 2007). Gangguan tidur
kronis dapat menyebabkan gangguan fungsional pada siang hari, rasa kantuk di
siang hari, kelelahan, penurunan kualitas hidup, dan dapat meningkatkan
kebutuhan perawatan kesehatan (Vitiello et
al., 2009). Sebagian orang yang mengalami gangguan tidur memilih
mengkonsumsi obat tidur dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tidurnya. Namun,
apakah konsumsi obat tidur tersebut dapat meningkatkan kualitas tidur?
Menurut Ouellet (1995), kualitas tidur merupakan
penilaian individu mengenai kenyenyakan tidur, persepsi tentang pergerakan
selama tidur dan pengkajian umum dari kualitas tidur. Kualitas tidur yang baik
diperlihatkan dengan mudahnya seseorang memulai tidur saat jam tidur,
mempertahankan tidur, menginisiasi untuk tidur kembali setelah terbangun di
malam hari, dan peralihan dari tidur ke bangun di pagi hari dengan mudah
(LeBourgeois et al., 2005 cit. Saputri, 2009).
Pengukuran kualitas tidur dapat diukur dengan
menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang terdiri dari tujuh
komponen, yaitu kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur (durasi mulai
dari berangkat tidur hingga tertidur), durasi tidur (dihitung dari waktu
seseorang tidur sampai terbangun di pagi hari), efisiensi kebiasaan tidur (rasio
persentase antara jumlah total jam tidur dibagi dengan jumlah jam yang
dihabiskan di tempat tidur), gangguan tidur, disfungsi di siang hari, dan penggunaan
obat yang mengandung sedatif.
Penggunaan obat-obatan yang mengandung sedatif
mengindikasikan adanya masalah tidur. Obat-obatan mempunyai efek terhadap
terganggunya tidur pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah mengkonsumsi obat
yang mengandung sedatif, seseorang akan dihadapkan pada kesulitan untuk tidur
yang disertai dengan frekuensi terbangun di tengah malam dan kesulitan untuk
kembali tertidur, semuanya akan berdampak langsung terhadap penurunan kualitas
tidur (Buysse et al., 1989 cit. Modjod, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Modjod,
D. 2007. Insomnia Experience, Management Strategies, and Outcomes in ESRD
Patients Undergoing Hemodialysis [Tesis]. Mahidol University.
Ouellet,
M.T.N. 1995. Sleep Satisfaction of Older Adult Living in the Community and
Related Factors [Tesis]. Case Western Reserve University, Frances.
Saputri,
D. 2009. Hubungan antara Sleep Hygiene dengan
Kualitas Tidur pada Lanjut Usia di Dusun Sendowo, Kelurahan Sinduadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Vitiello, M.V., Rybarczyk, B., Korff, M.V.,
Stepanski, E.J. 2010. Cognitive Behavioral Therapy for
Insomnia Improves Sleep and Decreases Pain in Older Adults with Co-Morbid
Insomnia and Osteoarthritis. Sleep Med
5(4):355-362.
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com