a.
Definisi
Osteoarthritis
adalah suatu gangguan persendian yang disebabkan karena berkurangnya tulang rawan
sendi dan terjadi hipertrofi tulang hingga terbentuk osteofit atau tonjolan
tulang pada permukaan sendi (Yatim, 2008). Osteoarthritis yang juga dikenal
sebagai penyakit sendi degeneratif merupakan kelainan sendi yang paling sering
ditemukan dan seringkali menimbulkan ketidakmampuan (Smeltzer
dan Bare, 2002).
Osteoarthritis
berkembang dengan perlahan, namun merupakan penyakit aktif dari degenerasi
tulang rawan sendi dan berhubungan dengan gejala nyeri pada persendian,
kekakuan, dan keterbatasan gerak. Osteoarthritis dapat terjadi pada berbagai
sendi, namun lebih sering terjadi pada pangkal paha, lutut, sendi pada tangan,
kaki, dan tulang belakang (Pearson, 2008).
Workshop on Etiopathogenesis of
Osteoarthritis (1986) cit. Brandt
et al.(2003) mendefinisikan
osteoarthritis dengan merangkum perubahan klinis, patofisiologi, histologis, biomekanik,
dan biokimia yang merupakan karakteristik dari osteoarthritis. Secara klinis,
penyakit ini ditandai dengan nyeri sendi,
tenderness, keterbatasan gerak, krepitasi, efusi okasional, dan derajat
yang bervariasi dari inflamasi lokal, namun tanpa efek sistemik. Berdasarkan
patofisiologi, penyakit ini ditandai dengan hilangnya kartilago yang lebih
sering terjadi pada area yang menumpu beban berat, sklerosis tulang subkondral,
kista subkondral, peningkatan aliran darah metaphyseal, dan inflamasi synovial.
Secara histologis, penyakit ini ditandai dengan pemecahan dini permukaan
kartilago, kloning kondrosit, pemecahan vertikal pada kartilago, endapan
kristal, dan remodelling. Secara
biomekanik, penyakit ini ditandai dengan perubahan daya regang, tekanan dan
permeabilitas hidraulik kartilago, peningkatan air, dan bengkak yang berlebih.
Perubahan kartilago tersebut disertai dengan peningkatan kekakuan tulang
subkondral. Secara biokimia, penyakit ini ditandai dengan pengurangan
konsentrasi proteoglycans, perubahan
ukuran dan agregasi proteoglycans,
perubahan ukuran kolagen fibril, dan peningkatan sintesis dan degradasi matriks
makromolekul.
b.
Epidemiologi
Prevalensi
osteoarthritis meningkat seiring dengan usia (Pearson, 2008). Penambahan usia
berhubungan langsung dengan proses degeneratif dalam sendi, mengingat kemampuan
kartilago artikuler untuk bertahan terhadap mikrofraktur dengan beban muatan
rendah yang berulang-ulang mengalami penurunan. Osteoarthritis sering dimulai
pada dekade usia ketiga, dan mencapai puncaknya di antara dekade kelima dan
keenam (Smeltzer dan Bare, 2002). Lebih dari
75% orang dengan usia di atas 70 tahun menunjukan bukti radiografi adanya
osrteoarthritis (Pearson, 2008).
Osteoarthritis
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Sebelum usia 50 tahun pria
memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan wanita, namun setelah usia
50 tahun wanita memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal
ini disebabkan karena defisiensi hormon
esterogen post-menopause yang berperan dalam peningkatan risiko terjadinya
osteoarthritis pada wanita (Yatim, 2008). WHO memperkirakan 9,6% pria dan 18%
wanita di seluruh dunia dengan usia lebih dari 60 tahun memiliki gejala
osteoarthritis (Pearson, 2008).
c.
Diagnosis osteoarthritis
Diagnosis osteoarthritis lutut ditegakkan
berdasarkan klasifikasi dari American College of Rheumatology (ACR).
Tabel Kriteria
diagnosis osteoarthritis lutut menurut The
American College of Rheumatology (ACR) 1986
Klinis dan laboratoris
|
Klinis dan radiologis
|
Klinis
|
Nyeri
lutut ditambah sedikitnya lima dari sembilan hal berikut ini:
-
Usia >50 tahun
-
Kekakuan <30 menit
-
Krepitasi
-
Nyeri tulang
-
Pembengkakan tulang
-
Perabaan tidak hangat
-
LED <40 mm/jam
-
RF < 1:40
-
Tanda cairan sinovia OA
|
Nyeri
lutut ditambah sedikitnya satu dari tiga hal berikut ini:
-
Usia >50 tahun
-
Kekakuan <30 menit
-
Krepitasi + osteofit
|
Nyeri
lutut ditambah sedikitnya tiga dari enam hal berikut ini:
-
Usia > 50 tahun
-
Kekakuan <30 menit
-
Krepitasi
-
Nyeri tulang
-
Pembengkakan tulang
-
Perabaan tidak hangat
|
92%
sensitif
75%
spesifik
|
91%
sensitive
86%
spesifik
|
95%
sensitif
69%
spesifik
|
Keterangan
: LED: laju endap darah (Westergen); RF: rhematoid
factor, tanda cairan sendi osteoarthritis adalah jernih, viskus, atau hitung
sel darah putih kurang dari 2.000/mm3
|
(sumber : IRA,
2004 cit. Hudiyanti, 2007)
DAFTAR
PUSTAKA
Brandt, K.D., Doherty, M., Lohmander, L.S. 2003. Osteoarthritis, Second edition. New York :
Oxford University Press Inc.
Hudiyanti, V. 2007. Pengaruh Kurkuminoid
Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica
Val) dibandingkan dengan Natrium Diklofenak pada Penderita Osteoartritis Lutut
(Kajian Kemampuan Menekan Sekresi Tumor Necrosis Factor-α oleh Monosit Cairan
Sendi) [Tesis]. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pearson, D.,
Miller, C.G. 2008. Clinical Trial in Rheumatoid Arthritis and Osteoarthritis.
Newtown: Springer.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth. 8th Ed. Jakarta: EGC.
Yatim, F. 2008. Penyakit Tulang dan Persendian (Arthritis atau Arthralgia).
Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com